Tradisi Lebaran Jaman Dulu yang Sekarang Sudah Hilang



 

Tepat di hari ini, seluruh umat muslim di Indonesia tengah merayakan Hari Raya Idul Fitri 1446 H. Sayangnya, sudah semakin sedikit orang-orang yang masih menjalankan tradisi lebaran jaman dulu.

Salah satu penyebabnya karena pesatnya perkembangan teknologi sehingga membuat kita serba ketergantungan terhadapnya. Hal itulah yang menyebabkan semakin terkikisnya aktivitas sosial sehingga kita menjadi masyarakat individu

Sebelum kehilangan tradisi itu, sebaiknya kita mulai mengembalikannya. Pertama-tama, kenalilah apa saja tradisi-tradisi menyambut lebaran di jaman dahulu seperti berikut ini.

1. Ziarah Kubur

tradisi lebaran jaman dulu ziarah makam

Menurut Gramedia, arti Ziarah berasal dari Bahasa Arab "ziyadah" yang artinya menengok atau mengunjungi. Dengan demikian ziara kubur artinya mengunjungi  pemakaman leluhur atau anggota keluarga yang sudah meninggal untuk mendoakannya, menaburkan bunga dan doa bersama.

Sayangnya ziarah kubur termasuk tradisi lebaran jaman dulu yang ditinggalkan karena dianggap tidak lagi relevan di era modern seperti saat ini. Sebagai penggantinya, Umat Muslim lebih memilih untuk mendoakan melalui ibadah rutin daripada harus mengunjungi pemakaman.

2. Memberikan Kartu Ucapan

berbagai kartu ucapan saat lebaran

Kartu ucapan lebaran sarat akan makna yang mendalam bagi mereka yang menerima sehingga benda ini selalu dinantikan. Pihak pengirim akan memberikan kalimat-kalimat doa yang indah dengan desain kartu ucapan yang menarik. Tak jarang juga orang-orang memilih untuk mengoleksinya.

Lambat laun kebiasaan pengiriman kartu ucapan lebaran semakin langka ditemukan karena orang Indonesia memilih untuk memanfaatkan pesan siaran di WhatsApp untuk mengirimkan ucapan lebaran.

Banyak pihak yang menyayangkan kelangkaan tradisi lebaran jaman dulu dengan mengirim kartu ucapan karena cara ini bisa memupuk hubungan baik antar saudara dan rekan.

3. Pertunjukan Wayang Kulit

Jaman dahulu saat lebaran tiba, pertunjukan Wayang Kulit selalu ikut meramaikan suasana. Bahkan hampir di setiap lapangan yang luas akan diadakan pertunjukan Wayang Kulit.

Orang-orang pun gegap gempita menyambutnya dengan mengajak anggota keluarga, membawa alas tikar dari rumah sambil membawa camilan ringan untuk menikmati cerita yang dibawakan oleh Dalang.

Namun pertunjukan wayang kulit termasuk tradisi lebaran jaman dulu yang sepi peminat untuk saat ini. Itu karena semakin maraknya konser musik modern yang lebih banyak peminatnya, apalagi bagi kalangan anak muda.

Untungnya, meskipun bukan lagi jadi tradisi yang ada di bulan lebaran, Wayang kulit masih ada di acara-acara tertentu. Dengan dilakukan oleh Dalang muda.

4. Unjung-unjung

unjung-unjung tradisi lebaran jaman dulu yang sudah hilang

Dahulu, bermaaf-maafan tidak hanya di kalangan keluarga saja. Bahkan orang yang tidak saling kenal pun tetap saling bermaaf-maafan. Tradisi itu yang disebut dengan Unjung-Unjung.

Tradisi ini mendorong setiap tuan rumah menyediakan kue kering dan beberapa lembar uang untuk angpao lebaran untuk bersiap menyambut tamu yang datang.

Ketika tamu datang, terjalinlah kehangatan dan relasi sosial yang semakin erat. Dengan demikian hubungan persaudaraan semakin meluas.

Lagi-lagi unjung-unjung termasuk tradisi lebaran jaman dahulu karena orang semakin individu. Mereka hanya memikirkan diri sendiri dan keluarga. Sementara hubungan sosial bukan lagi jadi hal yang diprioritaskan.

5. Lepet dan Ketupat

Ketupat dan Lepet adalah makanan tradisional yang sarat akan filosofi mendalam tentang kerendahan hati dan permohonan maaf.Lepet berasal dari Bahasa Jawa "Yen Salah Ngaku Lepat" (jika salah mengaku salah). Sementara ketupat yang dianyam melambangkan hati yang tertutup rapat menyimpan kesalahan. Kemudian dibuka saat dibelah saat ingin dimakan melambangkan keterbukaan hati untuk memaafkan.

Meskipun bermakna yang dalam, tapi tradisi lebaran jaman dulu ini semakin ditinggal karena proses pembuatannya yang lama, sementara orang Indonesia saat ini ingin yang praktis. Selain itu, daun lontar yang semakin langka didapatkan juga menjadi alasan kenapa orang meninggalkan ketupat dan menggantinya dengan nasi putih.

6. Pakai Baju Adat

Dulu, lebaran identik dengan pakaian adat yang mencerminkan kekayaan budaya Indonesia. Setiap daerah memiliki busana khas yang dikenakan dengan bangga saat bersilaturahmi. Bahkan para leluhur kita rela mempersiapkan baju adat jauh-jauh hari agar terlihat sempurna.

Namun, seiring waktu, tradisi lebaran jaman dulu dengan memakai pakaian adat ini tergeser oleh pakaian modern yang lebih praktis dan modelnya up to date. Hal itu dilakukan demi mengikuti tren di sosial media.

7. Bersih-bersih Rumah Bersama

bersihkan rumah sekeluarga menyambut lebaran

Miris rasanya jika bersih-bersih rumah bersama-sama masuk dalam tradisi lebaran jaman dulu yang hilang. Padahal aktivitas fisik membuat kita semakin bugar dan juga meminimalisir gangguan kesehatan menimpa keluarga kita.

Alasan kuat mengapa gotong royong membersihkan rumah menjelang lebaran jadi aktivitas yang kian menghilang karena kita ketergantungan dengan alat kebersihan yang sudah memakai teknologi canggih.

Cukup dengan menekan tombol, semua kegiatan beres-beres jadi cepat dan praktis sehingga alat-alat tersebut menggantikan peran manusia.

Kemajuan teknologi memang tak bisa kita hindari. Namun kita dapat menekan penggunaannya agar tetap terjalin keharmonisan anggota keluarga. Cobalah untuk tidak menggunakan alat-alat praktis untuk membersihkan rumah. Kemudian melibatkan seluruh anggota keluarga untuk bersama-sama membersihkannya.

Setelah dibersihkan, jangan lupa lengkapi setiap sudut rumah Anda dengan tisu lembut yang tebalnya 3 Ply. Pilihlah tisu yang terbuat dari bahan baku yang diambil secara bertanggung jawab karena ikut melestarikan hutan dunia. Itulah yang dimiliki oleh Tissue Plenty, tisu premium produksi PT Suparma Tbk.

Tissue Plenty menyediakan kelembutan untuk semua kalangan di setiap sudut rumah Anda. Dengan menyediakan Tissue Plenty maka Anda telah menghadirkan kenyamanan dan ikut melestarikan hutan dunia karena Tissue Plenty bersertifikat FSC®

Referensi:

https://www.liputan6.com/hot/read/5883356/7-tradisi-lebaran-jaman-dulu-yang-bikin-kangen-kini-mulai-ditinggalkan?

 



Diposting oleh : Miftah
pada 01 April 2025

Rate this article :

 

PT Suparma, Tbk is a leading paper manufacturer company which focused in providing reliable and high quality paper.

 

© 2025 PT Suparma, Tbk. All Rights Reserved. | Privacy Policy | Site Map | Disclaimer