Daftar Isi Membahas kuliner Jogja, pikiran kita mungkin langsung melayang ke gudeg manis atau bakmi nyemek yang legendaris. Namun, ada satu nama yang tak boleh dilewatkan, Sate Klatak Pak Jeje. Berbeda dari sate pada umumnya yang diselimuti bumbu kacang, sate klatak justru menonjolkan rasa daging kambing yang otentik. Bumbu yang digunakan hanya berupa garam dan merica, sehingga membuat tekstur dan rasa alami dagingnya terasa jelas di setiap gigitan. Ingin tahu lebih dalam tentang rahasia kelezatan di balik Sate Klatak Pak Jeje? Mari kita selami keunikan sate klatak dan temukan perbedaan mencoloknya dengan jenis sate lainnya di Indonesia. Berlokasi strategis di seberang Terminal Jombor, Jalan Magelang KM 6.5, Yogyakarta, Sate Klatak Pak Jeje telah menjelma menjadi destinasi kuliner yang fenomenal. Keunggulan utamanya terletak pada penggunaan daging kambing muda yang selalu segar, terbukti dari kapasitas penjualan yang mencapai 5 hingga 12 ekor kambing setiap harinya—bahkan lebih banyak sebelum pandemi. Warung yang buka dari pukul 4 sore hingga 1 dini hari ini menyajikan Sate Klatak dengan tekstur daging yang empuk dan cita rasa otentik yang gurih. Selain sate klathak, tersedia juga menu andalan lain seperti gulai kepala dan tongseng, yang semuanya diracik dengan bumbu istimewa, menjadikan pengalaman bersantap di sini tak hanya mengenyangkan, tetapi juga meninggalkan kesan mendalam bagi para penikmatnya. Selain Sate Klatak, adapun beberapa menu makanan di sate klatak Pak Jeje diantaranya: Sate klatak memiliki beberapa ciri khas yang membuatnya sangat berbeda dengan sate lainnya di Indonesia. Keunikan ini menjadi daya tarik utama dan membuat sate klatak khas Yogyakarta begitu diminati. Berikut adalah ciri-ciri sate klatak khas jogjayang menjadi pembeda: Ini adalah ciri yang paling mencolok. Sate klatak tidak menggunakan tusuk bambu, melainkan jeruji besi dari roda sepeda. Penggunaan besi ini berfungsi sebagai konduktor panas yang baik, sehingga daging matang secara merata dari dalam dan luar. Sate klatak menonjolkan cita rasa asli daging kambing. Bumbu yang digunakan sangat sederhana, yaitu hanya garam dan merica. Tidak ada bumbu kacang atau bumbu kecap yang menyelimuti daging, sehingga rasa gurih alami dari dagingnya terasa sangat kuat. Potongan daging kambing muda pada sate klatak cenderung lebih besar dibandingkan sate pada umumnya. Karena ukurannya yang besar, biasanya satu porsi sate klatak hanya terdiri dari 2 hingga 4 tusuk saja. Nama "klatak" sendiri berasal dari bunyi "klatak-klatak" yang muncul saat daging yang sudah dibumbui garam dibakar di atas bara api. Bunyi inilah yang menjadi inspirasi nama sate unik ini. Baca Juga: 10 Jenis Sate di Indonesia Terpopuler Sepanjang Masa Tak perlu khawatir jika Anda tidak bisa langsung menikmati kelezatan Sate Klatak Pak Jeje di tempat. Nikmati kenikmatannya di mana pun Anda berada, karena sate ini bisa Anda bawa pulang. Dengan pembungkus sate Cap Gajah yang aman dan higienis, Anda dapat menikmati setiap gigitan sate yang empuk dan gurih kapan saja. Para pedagang, termasuk Pak Jeje, sudah sangat mempercayai kualitas pembungkus sate yang diproduksi oleh PT Suparma Tbk dengan merek Cap Gajah. Jadi, Anda tidak perlu ragu untuk membungkus sate klatak sebagai oleh-oleh atau untuk dinikmati bersama keluarga di rumah.Tentang Sate Klatak Pak Jeje
Ciri Khas Sate Klatak Khas Jogja
1. Tusuk Sate dari Jeruji Besi
2. Bumbu yang Minimalis
3. Potongan Daging Lebih Besar
4. Asal-usul Nama
Nikmati Sate Klatak Higienis Bersama Cap Gajah
Rate this article :
PT Suparma, Tbk is a leading paper manufacturer company which focused in providing reliable and high quality paper.
© 2025 PT Suparma, Tbk. All Rights Reserved. | Privacy Policy | Site Map | Disclaimer